Setelah kemenangannya pada beberapa seri MotoGP dan yang terakhir di Twin Ring Motegi, Jepang beberapa hari lalu, Marc Marquez berhasil mengunci title-nya sebagai juara dunia MotoGP 2016 dengan masih tersisa tiga balapan lagi ke depan.. Meskipun pada tahun lalu, Marc gagal merebut juara dunia ditambah insiden yang merundungnya bersama dua pembalap lainnya, yakni Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo dan berdampak pada hubungan mereka bertiga, ternyata pada tahun ini, Marc berhasil membuktikan bahwa ia adalah salah satu lawan terberat di ajang balap bergengsi roda dua, MotoGP..
Sejak tampil pertama kali di kelas terberat MotoGP pada 2013 hingga sekarang, Marc sudah menyabet 3 gelar juara dunia dari 4 musim yang telah berlalu.. Meskipun begitu, Marc mengakui untuk mendapatkan title ketiga ini, dibutuhkan banyak faktor yang mendukungnya termasuk timnya sendiri, motornya dan pabrikan yang harus bekerja pada kondisi 100 persen.. Dan setiap tahunnya, ia berkata bukanlah balapan yang sama, tetapi Marquez berusaha konsisten untuk berada di posisi tiga teratas..
twinring.jp
Kemenangannya tidaklah terlihat mulus seperti yang dibayangkan.. Banyak kejadian nyaris yang bahkan tidak ditayangkan di TV yang sangat berpengaruh terhadap kemenangannya.. Resep kemenangannya juga akibat konsistensinya untuk berada di posisi depan karena akan lebih sulit mengejar, jika sudah kehilangan banyak poin.. Di umurnya yang baru menginjak 23 tahun, Marquez sudah mengantongi banyak kejuaraan dan belajar dari pengalaman tahun lalu, Marquez berusaha menyeimbangkan segala hal termasuk tekanan-tekanan saat balapan, menjaga kondisi tubuhnya tetap fit dan bagaimana menjalani tiap harinya..
Meskipun sempat melakukan kesalahan pada beberapa balapan pada musim ini, tetapi Marquez tetap menganggap tahun ini adalah tahun yang baik untuknya.. Ditanya mengenai arti 'tekanan' menurut dirinya, Marquez mengungkapkan bahwa tekanan membuatnya tidak nyaman, ragu dan kemarahan yang akan menghabiskan tenaganya secara fisik maupun mental, terutama pada akhir minggu dimana balapan dilakukan.. Untungnya, Marquez memiliki tim yang baik yang membantunya tetap tenang dan terlepas sejenak dari balapan..
Ia sendiri pun tidak menyangkal ini bukanlah kemenangan yang didapat dengan mudah, bahkan sebaliknya, ini adalah musim yang sangat berat.. Konsistensinya membuahkan hasil disamping kesalahan-kesalahan yang dilakukan pembalap kompetitor.. Meskipun kekalahannya pada musim lalu, Marquez tetap memiliki keyakinan untuk menang dan juga kesulitannya di Jerez dan jatuh pada balapan Le Mans pada musim ini tidak menutup kemungkinan untuk dirinya memenangi title juara dunia tahun ini..
Tetapi selama karirnya, kemenangan pertamanya di MotoGP pada 2013 lalu adalah yang paling berkesan.. Setidaknya itulah yang disampaikan oleh Marquez mengenai musim ini.. Interview-nya dengan Motorcycle.com ditutup dengan pertanyaan hari Minggu seperti apakah yang menyenangkan saat tidak ada balapan.. Marquez menjawabnya dengan tidur di sofa atau menonton pertandingan Barca.. Tetapi yang paling nikmat adalah istirahat di rumah untuk memulihkan tenaga..
Sekian dari saya.. Semoga bermanfaat..
No comments:
Post a Comment