Pages

Tuesday, May 24, 2016

Mematikan Mesin Saat Lampu Merah


Hal yang akan saya bahas kali ini sedikit mengacu pada penghematan bahan bakar dan kepedulian lingkungan akan polusi dari kendaraan bermotor yang semakin mengikis bumi kita.. Tidak dapat dipungkiri lagi, bahan bakar fosil masih menjadi penyebab dilema, dimana kita membutuhkan bahan bakar fosil untuk kendaraan bermotor, sedangkan persediaan bahan bakar fosil semakin menurun.. Selain itu, polusi yang dihasilkan juga memperburuk keadaan.. Mau tidak mau, perusahaan kendaraan bermotor menciptakan berbagai macam cara untuk melakukan penghematan bahan bakar.. Dengan adanya kendaraan listrik, kendaraan hibrida (mesin konvensional didampingi dengan mesin listrik, hingga teknologi idling stop system seperti pabrikan Honda (motor) dan Mazda (mobil)..


Teknologi ini memungkinkan kendaraan untuk mematikan mesin secara otomatis dalam hitungan detik dan akan kembali nyala saat di gas tanpa perlu memencet tombol starter. Teknologi ini sangat bermanfaat untuk penghematan.. Bayangkan saja populasi motor di Indonesia mencapai rata-rata 97 juta antara tahun 2014-2015 dan setiap tahunnya meningkat hingga 12 persen.. Tentu saja kenaikan ini menyebabkan keperluan akan bahan bakar semakin tinggi..

Sebagai ajakan saja bagi para pengendara motor untuk menghemat bahan bakar.. Gerakan ini mungkin tidaklah terlalu berpengaruh, tetapi jika dilakukan setidaknya 5 motor pada satu lampu merah yang berdurasi 30-60 detik pada satu perempatan sehingga terdapat 4 traffic light .. Anggap saja dalam 30 detik motor mengkonsumsi 1 mililiter bahan bakar, maka akan dihasilkan 20-40 mililiter bahan bakar dalam satu persimpangan..

Dalam satu kota terdapat 20 persimpangan, maka akan menghasilkan satu botol air mineral ukuran sedang.. Sedikit memang, tetapi itulah yang dapat dihasilkan.. Itu hanyalah sedikit masukan saja, barangkali dengan hal ini memacu pabrikan untuk membuat teknologi idling stop mereka masing-masing dan membuat perubahan yang besar bagi bumi kita.. Save earth, save us..

Monday, May 16, 2016

Efek Giroskopik Pada Motor


Sebagai pembukaan, yuk kita bahas kenapa motor yang berjalan dengan kecepatan tinggi lebih stabil dibanding saat dibawa pada kecepatan rendah.. Semua ini berhubungan dengan efek giroskopik yang akan saya beberkan selanjutnya.. Pada saat kecepatan tinggi, ban memberikan gaya keluar yang besar pada samping kiri-kanan. Inilah yang membuat motor lebih stabil pada kecepatan tinggi..

Bayangkan saat Anda bermain sepeda dan bergerak sangat pelan, pasti sepeda akan terasa oleng. Oleh sebab itu, saat kita menikung, kita tidak jatuh, karena ada keseimbangan efek yang menahan motor pada posisi merebah. Itulah pula yang membuat motor MotoGP dapat menikung dengan sudut sangat ekstrim, yakni mencapai 61 derajat, dan pada kondisi tersebut, posisi pengenadara dan samping motor hanya berjarak beberapa cm dari tanah..


Efek giroskopik inilah yang memiliki andil besar dalam kendaraan, khususnya kendaraan roda dua dan helikopter.. Oke, sekarang kita masuk ke dalam pembahasan. Giroskopik sendiri adalah gaya yang dihasilkan dari perputaran roda yang membuat kestabilan pada saat berputar. Gaya ini pengaplikasiannya adalah seperti gasing. Gasing berputar akan memberikan efek yang seimbang sehingga dapat terus berputar..

Sunday, May 1, 2016

Winglet Lagi-lagi Dijadikan Penyebab Masalah pada Balapan Jerez Lalu


Teknologi terbaru dari MotoGP ini kembali dituding menjadi penyebab masalah pada balapan-balapan lalu yakni pada sliding atau selip yang dialami para pembalap. Pihak yang menyatakan bahwa winglet adalah penyebab dari selip pada ban belakang adalah Michelin, salah satu perusahaan yang memproduksi ban berkualitas tinggi..

Dipercaya sebagai salah satu perusahaan yang ambil andil dalam balapan bergensi ini menyatakan hal ini berdasarkan penyelidikan mendalam pada balapan Jerez lalu.. Sebagai merek yang dipercaya dunia, Michelin pun tidak sepenuhnya menyalahkan winglet, kondisi aspal dan juga bahan ban yang kurang sempurna juga turut menjadi penyebab hal ini..

Seperti yang pernah kita bahas sebelumnya, winglet memang menciptakan efek downforce yang membantu traksi roda depan dan juga mencegah ban ngangkat.. Secara teori dan fakta memang efek downforce ini memberikan tekanan yang cukup besar sehingga membuat suspensi depan turun sebanyak 4mm dan itu menyebabkan traksi ban belakang berkurang dan menyebabkan selip..


Alasan utama terjadinya selip juga tidak lepas dari permukaan aspal yang sudah dianggap kurang baik sehingga terjadi peningkatan suhu sebanyak 10 derajat dari normal dan menyebabkan traksi ban belakang berkurang.. Tidak mau menyalahkan sepenuhnya pada winglet dan kondisi aspal, pihak Michelin pun turut mengungkapkan bahwa bahan karet yang mereka gunakan akan mereka data ulang dan teliti untuk menjaga produk mereka sendiri dan juga para pembalap yang keselamatannya pun dipertaruhkan dengan kondisi salah satu komponen penting dalam kendaraan tersebut..

Sekian info dari saya.. Semoga bermanfaat..